Langsung ke konten utama

Aliran Rasa Tahap Kepompong

Alhamdulillahirabbilalamiin...
Masya Allah tabarakallah akhirnya bisa sampai di titik ini. Berhasil melewati tahap Kepompong dengan segala tantangan dan lika-likunya. Huhuhu...

Tiga kali mengikuti tahapan belajar di IIP dari mulai kelas Matrikulasi, buat saya Kelas Bunda Cekatan ini tahapan belajar yang paling nyenengin selama di IIP. 

Entah karena cara belajarnya yang pake metode gamifikasi, entah karena konsep merdeka belajarnya, entah karena ketemu lagi sama orang-orang yang punya frekuensi sama, entah karena udah kangeeen banget belajar di kelasnya IIP pasca lulus dari kelas Bunda Sayang, atau entah karena emang pas aja gitu sama kebutuhan diri yang lagi pengen naikin kapasitas di ranah domestik di tengah tantangan baru.

Nggak kerasa ternyata udah 4 bulan berlalu, udah 3 tahapan terlewati di kelas Buncek ini. Iya nggak kerasa, karena emang semenyenangkan itu prosesnya buat saya 💕

Setiap tahapan dengan segala tantangannya, setiap tantangan dengan segala cerita di dalamnya, bukannya bikin pengen nyerah tapi bikin makin semangat buat berproses dengan sungguh-sungguh sampai akhir. Makin dijalani makin sadar kalo belajar di kelas ini memang kebutuhan saya, buat diri saya sendiri.

Selama di tahap Kepompong saya melatih diri untuk mengatur waktu dengan benar dan baik, tapi saya sadar banget masih banyak gagalnya.

Saya berlatih menulis bujo selama 30 hari, tapi ada hari dimana saya ketiduran sehingga lupa update bujo dan lupa submit.
Saya berpuasa selama 4 pekan, dan beberapa kali saya lupa sedang puasa. Saya pun pernah mengalami kebingungan akan puasa apa.

Tapi saya sadar, memang beginilah proses belajar.
Kadang kita menemui kesulitan dan hambatan, kadang berjalan lancar, kadang mudah, kadang bikin nangis. Hehehe....
Terima kasih yaa diri sendiri, sudah mau belajar dan berproses sebisa dan semampumu. Insya Allah tidak akan ada proses yang sia-sia ♥️

Lepas selebrasi berakhirnya tahap Kepompong, saya kembali diingatkan bahwa selebrasi tersebut adalah awal untuk kehidupan baru, tahap Kupu-kupu. Seperti apa permainan di tahap ini? Bagaimana tantangannya? Belum ada yang tahu. Yang jelas saya excited banget nungguin tahap Kupu-kupu dimulai, dan saya siap menyongsongnya 🤩

Ya! Saya siap melanjutkan tantangan tersebut agar menjadi habit.
Saya pun siap memulai kehidupan baru, sebagai pribadi yang lebih baik.
Saya siap menyongsong tahap Kupu-kupu!




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, ...