Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Faiq pastiii bisa!

Mantra "Faiq pastiiii bisa" selalu diucapkan si sulung saat ia menemui kesulitan dalam mencoba sesuatu atau saat belajar. Seperti halnya saat ia mencoba memakai bajunya sendiri. Terkadang ia berhasil, terkadang ia berakhir kesal dan meminta bantuan saya. It's ok dear, yang penting kamu sudah mencoba dan mau belajar. Bunda bangga sekali padamu :)

Hore! Aku bisa!

Dibanding memakai baju sendiri, memakai celana terasa lebih mudah bagi Faiq. Setiap kali selesai pipis ia memakai celananya sendiri.  "kakak senang ngga bisa pakai celana sendiri?" "senang" ujarnya sambil tersenyum lebar. Hore! Aku bisa pakai celana sendiri!  Dan adik Syaura pun turut bertepuk tangan meramaikan suasana. Karanganyar, 28 Juli 2017 #Level2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10Hari

Menanamkan Kebiasaan

Bagi saya yang tipe visual banget, keadaan rumah yang berantakan dengan mainan yang berserakan di setiap sudut rumah adalah salah satu pemicu stress yang utama. Mood saya bisa rusak total dan saya jadi tidak bersemangat untuk melakukan apapun selain beres-beres. Sayangnya, dengan kondisi saat ini ada kakak balita aktif dan bertipe high need, ditambah adik bayi yang mulai mengalami separation anxiety plus harus selalu diawasi, saya kesulitan berkonsentrasi untuk beres-beres. Belum lagi jika kedaan sudah cukup rapi maka tidak lama kemudian akan segera berubah jadi super berantakan lagi. Hikss. Setelah kami mengidentifikasi salah satu penyebabnya adalah karena seringkali Faiq bermain dan tidak merapikannya lagi. Saat akan berganti mainan pun ia tidak lantas merapikan mainan yang sebelumnya. Hal itu berakibat tercecernya banyak mainan di berbagai sudut rumah. Itulah mengapa saya memilih keterampilan merapikan mainan sebagai kemandirian yang ingin saya latihkan kepada Faiq saat ini. Alham

Laporan Hari Keempat

Kemarin kami mengajak Faiq pergi ke Gramedia. Seperti biasanya, jika ke sana Faiq selalu minta dibelikan playdoh. Awalnya kami menolak permintaannya karena terakhir kali kami membelikannya playdoh pasti tidak bertahan lama dan hanya berakhir di tempat sampah. Faiq selalu lupa memasukkan playdoh kembali ke wadahnya sehingga si adonan mengering. Setelah negosiasi yang cukup panjang antara saya, Faiq, dan ayahnya, akhirnya Faiq pun mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan begitu sampai rumah ia segera memainkan playdoh nya. Hari ini Faiq kembali bermain playdoh dan sepertinya ia lupa akan kesepakatannya kemarin. Saya melihat ia meninggalkan adonan playdoh dan cetakannya sementara ia asyik bermain yang lain. "kakak, kalau sudah selesai bermain playdoh dirapikan lagi ya? Kakak ingat janjinya kemarin?" kata saya. Faiq pun langsung memunguti adonan yang bercecer sambil berkata pada saya "bunda ini kering ngga? Ngga kering kok bunda" "ini disini ya bund
Seharusnya ini sudah hari keberapa yaaa ahahaha. Sayangnya saya ngga konsisten menuliskan laporan, jadi kali ini masih masuk hari ketiga 😅😅 Membiasakan anak untuk melakukan hal yang kita inginkan dan ia kurang suka ternyata cukup menantang. Dulu saat masih berusia dua tahunan Faiq dengan mudahnya diminta merapikan mainan, tapi saat ia sudah tiga tahun dan semakin cerdik, ia seringkali menolak saat saya memintanya merapikan mainan atau buku setelah bermain dan membaca. Sekarang saat saya ingin membentuk kebiasaan baik tersebut, Faiq cukup alot diajak bernegosisasi 😅 Sebetulnya wajar yaa, karena katanya untuk menjadi sebuah habbit kita harus melakukan pekerjaan itu rutin selama minimal 3 bulan. Lah ini Faiq baru aja sepekan dan saya udah pengen dia berubah? Ah, becanda nih si bunda! 😂😂 Ok, then. Semoga esok lusa dan hari-hari kemudian tidak perlu negosiasi panjang dalam hal merapikam mainan 😀 Karanganyar 21 Juli 2017 #catatanbelajarbunfasya #Level2 #BunsayIIP #MelatihK

Rapikan Mainan, Yuk!

Waaaaahh seru banget nih game level dua. Kali ini kami diminta untuk berlatih mandiri dan melatih si kecil untuk mandiri. Meski saya sudah dewasa, ternyata saya masih perlu melatih kemandirian saya. Saya yang orangnya bossy dan sangat senang meminta tolong kepada suami jadi belajar untuk menahan diri agar tidak terlalu sering meminta tolong suami. Dan ternyata itu cukup menantang yaaa. Saya jadi memahami mengapa Faiq merasa begitu senang saat berhasil melakukan sesuatu sendiri. Tantangan kemandirian untuk Faiq saya pilihkan belajar merapikan mainan dan buku-buku sendiri. Kenapa? Faiq sangaaaattt suka bermain dan membaca. Sayangnya ia seringkali enggan merapikan mainan dan buku yang ia ambil. Bahkan ia akan mengambil mainan lain dan atau buku lainnya sebelum mainan atau buku yang sebelumnya dirapikan atau dikembalikan ke tempatnya. Huhuhu. Setiap kali saya ajak merapikan mainan ia seperti malas-malasan dan hanya mau merapikan sebentar atau sedikit saja. Sisanya saya yang merapikan.