Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Review Materi Level 11 Kelompok 3

Kali ini yang tampil adalah kelompok terakhir, yaitu kelompok 3. Kelompok 3 mengangkat tema Peran Ayah Terhadap Fitrah Seksualitas. Ternyata tidak semua orang tua siap menjadi orang tua. Tidak semua Ayah SIAP menjadi Ayah. Penelitian yang dilakukan oleh Elly Risman dari tahun 2008-2010, yaitu studi di 33 provinsi di Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia salah satu negara paling “yatim” di dunia. Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai fatherless country setelah Amerika. Pola pengasuhan yang diterapkan orangtua biasanya mengadopsi dari pola orangtuanya. Jadi terjadi pewarisan cara mendidik dari satu generasi ke generasi berikutnya. Padahal zaman anak-anak kita sekarang ini berbeda dengan zaman kita kecil dulu. Tentunya pola pengasuhan yang kita terapkan harus menyesuaikan, supaya kita bisa menjadi orang tua BETULAN, bukan orangtua KEBETULAN. *Tantangan* Peran ayah dalam pengasuhan anak masih belum menjadi hal yang umum dilakukan di Indonesia. Segala sesuatu yang berhubung

Review Materi Level 11 Kelompok 5

Kelompok 5 mengangkat isu orang tua sebagai role model dalam fitrah seksualitas anak. Sejak lahir anak membawa fitrahnya masing-masing dan mereka tumbuh dalam lingkungan keluarga. Maka mereka akan melihat contoh dari keluarga. Idealnya mendidik fitrah seksualitas, sosok ayah ibu sekaligus, senantiasa harus hadir sejak lahir sampai Aqil Baligh. Dalam proses pendidikan berbasis fitrah, mendidik fitrah seksualitas ini memerlukan kedekatan yang berbeda beda untuk tiap tahap. Tantangan muncul ketika peran AYAH & IBU tidak bisa dilakukan secara ideal, antara lain  1. Peran ayah & ibu terbalik. Misal : ketika ibu lebih memegang peran sebagai penentu visi misi keluarga, atau sebagai the person of tega, dan sebaliknya.  Fungsi & peran yang terbalik ini kelihatannya tidak bermasalah, tapi pada jangka panjang bisa menyebabkan kekacauan persepsi anak tentang peran laki-laki & perempuan di masa depan. Anak bisa mengalami disorientasi fungsi & peran se

Review Materi Level 11 Kelompok 10

Kelompok 10 mengambil tema mengenai pergaulan. Teman-teman kelompok 10 menyoroti kasus yang terjadi baru-baru ini di Tulungagung. Setiap manusia tidak lepas dari proses pergaulan karena hal tersebut merupakan proses interaksi antar manusia. Dalam proses tersebut, terdapat pergaulan yang sehat dan tidak sehat. Adapun pergaulan yang sehat adalah sebagai berikut: Prinsip pergaulan sehat: -adanya kesadaran beragama. -memiliki rasa setia kawan agar dapat terjalin hubungan sosial yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. - memilih teman untuk mengantisipasi agar tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/ sehat. - mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. - antara laki laki dan perempuan memiliki batasan batasan tertentu agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. - jika memiliki masalah selesaikan dengan komunikasi,bukan amarah/ emosi. Lalu mengapa bisa terjadi pergaulan bebas? Faktor penyebab pergaulan bebas : 1. Faktor orang tua: - faktor kesenjang

Review Materi Level 11 Kelompok 2

Kali ini yang presentasi adalah kelompok 2. Kelompok 2 mengangkat tema Pelecehan Seksual pada Anak. Kelompok 2 memaparkan bahwa kasus pelecehan seksual pada anak berdasarkan data dari KPAI adalah sebanyak 116 di tahun 2017. Jumlah yang tidak sedikit. Beberapa hal diantaranya yang menyebabkan pelecehan seksual pada anak adalah kurangnya pengetahuan orang tua terkait fitrah seksualitas, orang tua masih malu dan menganggap tabu pembicaraan seputar seksualitas dan seks, zaman digital yang membuat anak-anak semakin mudah mengakses konten porno di internet, dll. Penting sekali bagi orang tua untuk menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak serta memberikan pendidikan seksual pada anak agar anak bisa terhindar dari pelecehan seksual. Beberapa kaitannya adalah sebagai berikut : 1. Dengan fitrah seksualitas yang matang anak mengetahui identitas seksualnya dan berpikir, merasa, serta berbuat seperti seharusnya sesuai gendernya. Anak yang mengerti identitasnya bisa terhindar dari pelecehan s

Review Materi Level 11 Kelompok 6

Kelompok 6 menyuguhkan tema pentingnya edukasi peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Dalam mematangkan fitrah seksualitas anak, keluarga terutama orang tua memiliki peranan yang paling utama. Anak laki-laki diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya sebagai seorang laki-laki, dan begitu pula dengan anak perempuan. Pengenalan gender ini penting agar anak mengenali dirinya dengan baik dan berperan sesuai fitrahnya. Tantangan yang digapadi adalah ketika memiliki anak-anak yang berbeda jenis kelaminnya, stereotip pembagian peran yang kaku antara laki-laki dan perempuan, ketiadaan salah satu sosok orang tua, dll. Maka solusinya bisa berupa : Waktu yang berkualitas dari orang tua Keteladanan dari orang tua Bonding yang kuat antara orang tua dan anak saat anak masih balita Mengajarkan fitrah seksualitas anak sesuai tahapan usianya.

Review Materi Level 11 Kelompok 4

Kelompok 4 mengangkat tema pengaruh iklan terhadap perkembangan seksualitas anak. Mungkin sebagian dari kita bertanya--anya apa hubungannya iklan dengan fitrah seksualitas manusia? Ternyata ada! Iklan yang hanya tayang selama rata-rata 30 detik itu ternyata punya efek dahsyat karena sifatnya yang berulang. Tau sendiri dong sesuatu yang dipapar berulang akan menancap dalam hati atau pikiran dan dapat mempengaruhi seseorang. Nah, sama dengan iklan. Tidak sedikit iklan yang tak senonoh tayang di tv dan dilihat oleh anak-anak kita, maka satu solusinya adalah dengan mengontrol screen time anak. Jika memungkinkan tiadakan tv dari rumah kita. Ah, untuk ini, alhamAlhamdul saya dan suami sejak awal menikah sudah memutuskan untuk tidak punya tv jadi anak-anak tidak familiar dengan tv. Kami mengganti hiburan di rumah dengan buku-buku dan mainan edukatif yang bisa diraba, dimainkan, dieksplorasi oleh anak.

Review Materi Level 11 Kelompok 8

Kelompok 8 mengangkat isu dampak menyekolahkan anak terlalu dini terhadap perkembangan fitrah seksualitas. Ternyata jika anak terlalu dini bersekolah maka akan terlalu dini pula perkembangan seksualnya. Selain itu, jika anak belum matang fitrah seksualitas nya maka anak rawan mengalami penyimpangan seksual ataupun menjadi korban kejahatan seksual. Maka, penting bagi orang tua untuk menguatkan bondingnya dengan anak mereka sebelum anak disekolahkan. Di akhir sesi kelompok 8 memberi games mencetak gambar tubuh dan mengenali organ tubuh anak.

Review Materi Level 11 Kelompok 1

Kelompok 1 mengangkat tema penggunaan gadget sebagai tantangan dalam menanamkan fitrah seksualitas pada anak. Di era digital ini gadget terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Sayangnya banyak konten negatif yang ada di internet yang bisa saja masuk ke gadhga kita saat anak-anak memakai gadget. Untuk itu teman-teman kelompok 1 memberi tips memblokir konten porno di gadget dan menyiasati agar iklan porno tidak muncul di aplikasi anak. Untuk media edukasi yang disarankan adalah quite book atau busy book.

Review Materi Level 11 Kelompok 9

Kali ini yang mendapat giliran presentasi adalah kelompok 9. Kelompok 9 mengangkat judul pengaruh film dan lagu terhadap perkembangan fitrah seksualitas anak karena Film dan lagu dapat memberi pengaruh terhadap terbentuknya pola pikir pada anak. Perkembangan industri perfilman di Indonesia saat ini lebih banyak membawa dampak negatif bagi anak. Hal ini dikarenakan konten tayangan yang seharusnya menjadi media edukasi pada anak, kini kehilangan fungsinya. Tayangan televisi kini lebih berorientasi pada rating dan nilai jual (komersial) Kelompok 9 memberikan contoh tontonan anak yang didalamnya mengandung unsur penyimpangan seksual atau konten yang tidak pantas bagi anak di bawah umur. Diantaranya : Film: 1. _Doc mc stuff_ tayangan Orang tua LGBT 2. Ranma1/2 Film kartun yang sedikit banyaknya menggambarkan pro terhadap transgender. Dimana ranma yg tadinya laki2 menjadi perempuan. 3. Sincan Kenakalan orang dewasa yang dilakukan oleh sincan (masih anak2) 4. Spongebob serial _rock

Review Materi Level 11 Kelompok 7

Di level 11 kami belajar tentang fitrah seksualitas dan urgensinya jika melihat tantangan di masa kini. Kami dibagi dalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok wajib mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Untuk yang pertama kali maju presentasi adalah kelompok 7. Kelompok 7 mengangkat tema pendidikan seks usia dini untuk anak 0-6 tahun karena maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak, kurangnya kewaspadaan orang tua akan gadget anaknya, banyaknya kasus kehamilan diluar nikah dan kasus aborsi pada remaja serta nanyaknya kasus LGBT. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk memberikan pemahaman seksualitas kepada anak berdasarkan Fitrah Based Education adalah sebagai berikut : 1⃣ *Usia 0-2 tahun* Pada rentang usia ini, anak laki2 dan perempuan harus dekat dengan ibunya. Karena pada rentang usia ini, anak2 sedang mengalami fase oral. Di fase ini pun ketika kita mengajari anak menyebutkan alat kelamin, maka ajari sesuai namanya. 2⃣ *Usia 3-6 tahun* Pada u

Dongeng Dinosaurus Lagi

Masih tentang Dinosaurus karena kakak sedang sangat suka dengan Dinosaurus. Didi adalah seekor Dinosaurus berjenis Diplodocus. Ia anak yang ramah, baik, dan senang menolong. Suatu hari saat bermain bersama teman-temannya, datang Rexy, Dinosaurus yang biasanya usil pada teman-temannya. Ternyata Rexy datang meminta bantuan. Meskipun Rexy sering bersikap kurang baik padanya dan teman-temannya, Didi tetap .mamau menolong Rexy. Didi berkata bahwa kita harus menolong orang lain tanpa melihat keburukan atau sifatnya yang kurang baik. Semua perbuatan akan dibalas oleh Allah.

Mempertahankan Diri Ala Dinosaurus

Kakak bercerita kepada saya bahwa ia tidak suka dengan T-Rex dan Triceratops karena keduanya Dinosaurus yang jahat. Yang satu suka memangsa, dan satunya lagi memiliki cula di kepalanya. Kenapa sih, T-Rex sama Triceratops jahat, bunda? Tanyanya. Kakak ngga suka soalnya nyeremin dan jahat. Saya lalu menjelaskan bahwa mereka bukannya jahat, tetapi sebagai bentuk mempertahankan diri dari serangan musuhnya. Allah mengaruniai T-Rex dengan gigi dan kuku tajam yang mengerikan agar lawannya takut kepadanya sehingga tidak menyerangnya. Sedangkan Triceratops diberi cula agar bisa melawan musuhnya dengan culanya itu. Kalo kakak gimana mempertahankan diri? Tanya saya. Kakak teriakin! Ucapnya. Saya tersenyum. Besok kita belajar cara mempertahankan diri yang tepat ya kak.

Dongeng Dinosaurus ala Kakak

Kakak sedang menunjukkan ketertarikan yang besar kepada Dinosaurus. Hari ini ia membuat sketsa Dinosaurus dan mengarang cerita tentang Dinosaurus. Ia pun sempat menjelaskan tentang macam-macam Dinosaurus dan ciri-cirinya. Salah satu ceritanya tadi kurang lebih seperti ini: Dengarkan aku, aku tau tentang Dinosaurus dan fosil-fosil. Dinosaurus kena panas jadi lama-lama ia akan jadi fosil, lalu datanglah mobil pemadam kebakaran yang menyiram air ke Dino yang terbakar. Saat membuat sketsa Dinosaurus Faiq tidak menyertakan T-Rex di dalamnya. Alasannya karena T-Rex suka memangsa, Faiq ngga suka sifat jahat seperti T-Rex. Faiq sukanya sama Diplodocus aja. Begitu ucapnya.

Kisah Kucing Kecil

Cerita kali ini adalah tentang seekor kucing kecil yang kabur dari rumah manusia yang membelinya, berusaha mencari induknya. Di perjalanannya ia mengalami banyak cobaan sekaligus pengalaman seru. Akhirnya perjalanan membawanya kepada seekor kucing baik yang kemudian menjadi ibu angkat baginya. Dari dongeng ini anak-anak belajar apa arti berjuang dalam hidup. Karena setelah sesi mendongeng kakak teringat dengan sebuah adegan yang pernah dia lihat dalam sebuah video, tentang seekor kucing yang tidak bisa menggenggam tapi tetap berusaha memegang makanannya apapun yang terjadi. Selain itu kami pun jadi berpikir ulang jika suatu saat akan membeli kucing. Kebetulan kakak sangat ingin memelihara kucing 😅

Perjalanan Dongeng Kakak

Masa dimana saya mendongeng dan kakak menyimak dengan khusyuk sudah lewat sekira dua tahun lalu. Sejak bisa lancar berkomunikasi dua arah Faiq selalu menginterupsi. Apalagi sekarang, yang ada saya yang didongengin 😅 Tapi memang benar, manfaat dari bercerita itu membuat dia mudah diajak kompromi dan dia banyak belajar dari cerita. Dia dengan bijaknya berkata kepada adiknya "jangan nangis ya dek, kan ada kakak disini" saat adik menangis karena melihat orang asing. Ia pun bisa meyakinkan saya bahwa ia bisa menjaga adiknya saat bermain di luar. Masya Allah.... Tapi bukan berarti saya berhenti mendongeng, justru menjadi tantangan tersendiri untuk saya agar saya bisa menanamkan kisah-kisah keteladanan yang lebih relevan bagi kami. Meminjam istilah dalam metode Charlotte Mason : Living Book. Ya, membacakan buku-buku living book islami (buku Sirah misalnya) masih menjadi tantangan untuk saya. Pelan-pelan sambil jalan. Bismillah...

Pertanyaan Kakak

Sesi mendongeng saya seringkali menjadi panjang karena rentetan pertanyaan dari Kakak yang membuat saya harus berpikir keras. Belum lagi pengembangan cerita yang ia karang. Seperti tadi siang, saat bercerita tentang kebun binatang dan membangun empati lewat kisah-kisah hewan yang ada di kebun binatang, ia bertanya kenapa hewan di kebun binatang dimasukkan ke dalam kandang? Kenapa kambing hewan baik (maksudnya bukan hewan buas) juga dimasukkan ke dalam kandang? Hmmm... Benar-benar harus siap dengan pertanyaan apapun nih 😁