Langsung ke konten utama

Menanamkan Kebiasaan

Bagi saya yang tipe visual banget, keadaan rumah yang berantakan dengan mainan yang berserakan di setiap sudut rumah adalah salah satu pemicu stress yang utama. Mood saya bisa rusak total dan saya jadi tidak bersemangat untuk melakukan apapun selain beres-beres. Sayangnya, dengan kondisi saat ini ada kakak balita aktif dan bertipe high need, ditambah adik bayi yang mulai mengalami separation anxiety plus harus selalu diawasi, saya kesulitan berkonsentrasi untuk beres-beres. Belum lagi jika kedaan sudah cukup rapi maka tidak lama kemudian akan segera berubah jadi super berantakan lagi. Hikss.

Setelah kami mengidentifikasi salah satu penyebabnya adalah karena seringkali Faiq bermain dan tidak merapikannya lagi. Saat akan berganti mainan pun ia tidak lantas merapikan mainan yang sebelumnya. Hal itu berakibat tercecernya banyak mainan di berbagai sudut rumah. Itulah mengapa saya memilih keterampilan merapikan mainan sebagai kemandirian yang ingin saya latihkan kepada Faiq saat ini. Alhamdulillah mulai terasa hasilnya sedikit-sedikit asalkan saya tetap konsisten mengingatkan dan memberi contoh.

Seperti hari ini, Faiq merapikan lagi mainan mobil-mobilan dan track nya setelah selesai dimainkan tanpa perlu saya cereweti. Alhamdulillaah...

Karanganyar 22 Juli 2017

#CatatanBelajarBunfasya
#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10Hari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Belajar Jadi Fasilitator A Home Team

Hai-hai...  Saya punya cerita baru. Hehehe...  Jadi ceritanya saya lagi ikutan training fasilitator A Home Team dari ahometeam.id. A Home Team ini merupakan salah satu produknya Padepokan Margosari, keluarga panutan kami.  Dulu~ tanggal 14 Januari 2018 saya mengikuti workshop A Home Team yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Jogja. Pak Dodik dan Bu Septi langsung yang memberi materi. Perasaan saya waktu itu? Waaah seneng bangett~ saya bersyukur bisa ikutan workshop meski nggak bisa couple sama suami karena beliau jagain anak-anak. Setelah workshop saya dapat bekal untuk membangun tim keluarga dan saya merasakan keluarga kami menjadi lebih kompak.  Sekarang, saya belajar lagi tentang A Home Team dengan niatan ingin menguatkan home team kami lewat berbagi dengan keluarga lain sebagai fasilitator. Meski materinya masih basic, namun tetap ada hal baru yang saya dapatkan. Apalagi keadaan keluarga kami dan tantangan yang kami hadapi sudah berbeda dengan empat tahun lal...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...