Hai-hai...
Saya punya cerita baru. Hehehe...
Jadi ceritanya saya lagi ikutan training fasilitator A Home Team dari ahometeam.id. A Home Team ini merupakan salah satu produknya Padepokan Margosari, keluarga panutan kami.
Dulu~ tanggal 14 Januari 2018 saya mengikuti workshop A Home Team yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Jogja. Pak Dodik dan Bu Septi langsung yang memberi materi. Perasaan saya waktu itu? Waaah seneng bangett~ saya bersyukur bisa ikutan workshop meski nggak bisa couple sama suami karena beliau jagain anak-anak. Setelah workshop saya dapat bekal untuk membangun tim keluarga dan saya merasakan keluarga kami menjadi lebih kompak.
Sekarang, saya belajar lagi tentang A Home Team dengan niatan ingin menguatkan home team kami lewat berbagi dengan keluarga lain sebagai fasilitator. Meski materinya masih basic, namun tetap ada hal baru yang saya dapatkan. Apalagi keadaan keluarga kami dan tantangan yang kami hadapi sudah berbeda dengan empat tahun lalu.
Di pertemuan pertama saya berkenalan dengan teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia. Di pertemuan kedua saya belajar lagi tentang kerumunan dan tim. Analogi yang diberikan masih sama yaitu pasar dan tim sepak bola. Pemahaman akan kerumunan dan tim juga masih sama seperti yang saya dapatkan empat tahun lalu. Namun sesi refleksinya tentu berbeda. Hehehe...
Di pertemuan kedua saya kembali diingatkan tentang
1. Sebuah tim memiliki tujuan bersama
Saya jadi berefleksi, apakah kami sebagai sebuah tim keluarga sudah memiliki tujuan bersama? Alhamdulillah pertanyaan ini bisa dijawab dengan mudah karena insya Allah saat ini kami punya tujuan bersama dan sedang berjalan bersama menuju tujuan tersebut. Kalau dulu tentu saya masih bingung menjawabnya karena belum tahu apakah kami punya tujuan yang sama atau enggak karena nggak pernah secara khusus membicarakan hal tersebut. Hehehe...
2. Sebuah tim memiliki tata nilai yang sama
Alhamdulillah kami sekeluarga memiliki value yang sama, dan value tersebut terus kami latih dan usahakan untuk tertanam kuat di seluruh anggota keluarga. Dulu? Yaaa kebingungan 😅
3. Sebuah tim memiliki gerak terkoordinasi
Kami di keluarga sudah menerapkan pembagian peran dan masing-masing menjalankan peran dengan baik. Kami pun saling menghargai peran masing-masing. Dulu kami pun sudah melakukan pembagian peran, namun sekarang rasanya lebih dinamia dan kompak saja dibanding dulu.
4. Sebuah tim saling berkomunikasi, bukan hanya bersuara
Makna komunikasi dan bersuara di sini juga berkaitan dengan rasa. Ketika orangtua bertanya pada anak misalnya, tidak hanya sekedar bertanya namun disertai rasa sayang dan peduli, serta saling memahami apa yang disampaikan. Untuk poin ini tentunya masih harus terus dilatih, meski menurut suami komunikasi kami saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.
Bismillah semoga saya dan keluarga bisa terus bertumbuh menjadi tim keluarga berkualitas A. Aamiin...
Bersiap untuk materi ketiga besok! Semangaaatt!
Komentar
Posting Komentar