Langsung ke konten utama

Puasa Pekan Keempat, Gadget Focus

Melanjutkan puasa pekan kedua dan ketiga, di pekan keempat ini masih dengan tema sama yaitu puasa kepo, dengan spesifik berlatih fokus saat menggunakan gadget sesuai jadwal pekanan gadget focus yang sudah saya buat sebelumnya.

Berbekal refleksi diri di pekan kedua dan ketiga, serta pengamatan terhadap aktivitas gadget saya, saya pun memilih untuk menurunkan standar keberhasilan saya, hahaha...
Bukan, bukan karena saya menyerah, tapi saya sadar kalau parameter yang saya buat di awal itu belum bisa saya capai dengan baik di kondisi saat ini. Saat saya memang harus banyak bersahabat dengan gadget untuk mendapatkan sumber belajar, baik bagi saya maupun anak-anak. Kurang achieveable gitu lo 😁

Jadi di pekan keempat ini saya mengubah parameter keberhasilan saya menjadi :

Excellent : kalau kepo hari itu sesuai dengan gadget focus dan kepo nirfaedahnya kurang dari 30 menit
Very Good : kalau kepo hari itu sesuai dengan gadget focus dan kepo nirfaedahnya berkisar 30-45 menit
Satisfactory : kalau kepo hari itu sesuai gadget focus dan kepo nirfaedahnya 45-60 menit
Need Improvement : kalau kepo hari itu sesuai gadget focus dan kepo nirfaedahnya di atas 60 menit. 

Untuk gadget focus saya adalah sebagai berikut :

Minggu : rencana kegiatan anak selama sepekan
Senin : peran sebagai Kahima dan Manop 
Selasa : belajar tentang homeschooling
Rabu : belajar Bunda Cekatan atau kelas belajar lain yang sedang diikuti
Kamis : belajar homeschooling
Jum'at : ibadah sunnah di hari Jum'at
Sabtu : bebas


Dan inilah hasil puasa saya! Monmaap ini editan fotonya susah bener nggak jadi-jadi. Template-nya nggak tahu kenapa jadi begitu muluk. Apa canva-nya harus di-update dulu apa gimana entahlah 😅

Jadi pekan ini hampir semuanya Satisfactory, karena memang  kepo nirfaedahnya sampe satu jam 🙈
Kalo gadget focus sih Alhamdulillah udah oke...

Setelah saya telaah, kepo nirfaedah ini paling banyak karena dua hal : persiapan ramadhan alias cari referensi kegiatan, worksheet, workbook, dll yang kelamaan. Sama satu lagi liat-liat masker kain yang motifnya lucu-lucu hahaha... Kebetulan emang lagi mau beli masker kain, tapi pengen yang motifnya lucu, terutama yang kucing, maskernya ukuran anak, maskernya 3 ply atau bisa dikasih filter, yang harganya nggak lebih dari 10.000, dan yang ready stock 😁
Alhamdulillah setelah browsing berhari-hari, nyelem sana sini, ketemu juga sama yang sesuai kriteria! Motif kucing, bisa dikasih filter, ready stock, dan harganya 10.000an aja. Tersedia ukuran dewasa dan anak-anak 🎉
Daaann ternyata hasil dari penjualan masker didonasikan untuk biaya pengobatan kucing stray 😍
Jadi belanja sekaligus berdonasi deh 🎉

Alhamdulillah meski di pekan ini dapet badge biru dan badge merah, saya tetep bangga sama diri sendiri. Hihihi. Daaann tetep harus banyak berlatih dalam mengelola rasa kepo!
Jadi, meski puasa tahap Kepompong berakhir, puasa kepo nya harus lanjut teruuusss, biar bisa pandai mengelola rasa kepo yang kadang nirfaedah. Hehehe...


Thank you kelas buncek! Kalo nggak ikutan kelas ini mungkin saya nggak terlatih untuk belajar mengelola rasa kepo saya yang seringkali sifatnya nirfaedah. Hehehe... 

Daaann Alhamdulillah jurnal keempat ini adalah jurnal terakhir di tahap Kepompong! Yeiyyy! 🎉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, ...