Pulang ke kampung halaman artinya Faiq bisa berjumpa dengan sepupu-sepupunya. Itu berarti pula Faiq belajar berinteraksi dengan orang lain selain ayah bundanya. Selain itu Faiq pun belajar untuk bisa bermain dengan anak sebayanya. Karena sudah beberapa kali pulang kampung, Faiq sudah mengenal sepupu-sepupunya dan mulai berani bermain bersama.
Hari ini salah satu sepupunya yang sudah bersekolah di bangku kelas 5 SD main ke rumah eyang Faiq. Namanya Ayura. Ayura ingin mengajak Faiq bermain bersama. Mulanya saya ikut menemani, saya mengajak Ayura bermain Ressa dan Funtastic Learning milik Faiq, kemudian setelah bosan Ayura mengajak Faiq bermain meniup gelembung sabun bersama. Faiq yang masih malu kepada Ayura meminta saya menemaninya bermain, padahal saat itu saya sedang menyusui adiknya. Saya membuat kesepakatan dengannya jika ia ingin ditemani oleh saya maka dia harus mau menunggu saya selesai menyusui. Tapi jika dia ingin segera bermain gelembung sebelum saya selesai, dia harus berani bermain berdua dengan teteh Ayura tanpa ditemani. Awalnya Faiq setuju untuk menunggu saya selesai menyusui, lama-lama mungkin ia tidak sabar ingin bermain, akhirnya ia memberanikan diri untuk bermain berdua saja dengan teteh Ayura. Alhamdulillaah dia bisa mengalahkan rasa malunya.
Tiba waktunya dzuhur. Saya yang ingin menonton acara Hafiz Indonesia mengajak Faiq menyudahi sesi bermain meniup gelembung karena ia memang sudah cukup lama bermain, sekitar 1 jam. Saya ingin mengajak Faiq melihat kakak-kakak kecil yang pintar membaca dan menghafal Al Quran, sambil memotivasinya untuk bisa melakukan hal serupa. Tetapi ternyata Faiq masih ingin bermain gelembung dan melarang saya menonton TV! Hahahaha. Begini ini ya kalau setiap hari sama sekali tidak melihat TV (di rumah kami tidak memiliki TV), jadi saat saya ingin menonton acara TV seperti menjadi boomerang buat saya. Huhu.
Saya kemudian menanyakan kepadanya berapa menit lagi dia akan bermain?
"lima menit sepuluh detik" jawabnya.
Oke. Lima menit sepuluh detik kemudian Faiq harus menyudahi sesi bermain gelembungnya dan segera cuci tangan. Dan benar saja, lima menit kemudian, tanpa saya komando, Faiq menyudahi acara bermainnya. Alhamdulillaah tanpa perlu ada omelan Faiq sudah mau melakukan yang saya mau. Hehehe.
Tingkah lakunya yang manis juga didukung dengan saya yang bisa menahan emosi negatif dan orang serumah yang memiliki satu visi dengan saya. Ibu dan adik saya memiliki pandangan yang sama tentang pengasuhan anak. Kami kerap berdiskusi dan bercerita tentang fenomena anak-anak masa kini dan pengasuhan yang ada di belakangnya. Ibu saya seorang guru SD. Beliau sering bercerita tentang karakter anak didiknya di sekolah dan permasalahan yang menyertainya. Dari cerita beliau saya banyak belajar agar saya bisa mendidik anak saya dengan baik dan tidak salah lamgkah dalam memgambil keputusan saat nanti akan menyekolahkan anak.
Alhamdulillah mudik memang selalu memberi inspirasi dan wawasan baru bagi saya dan Faiq. Syaura pun mulai belajar tentang anggota keluarga lainnya saat mudik ini karena sebelumnya yang ia tahu hanyalah ayah, bunda, dan kakaknya. Alhamdulillaah...
Kuningan, 15 Juni 2017
#catatanbelajarbunfasya
#level1
#day8
#tantangansepuluhhari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Hari ini salah satu sepupunya yang sudah bersekolah di bangku kelas 5 SD main ke rumah eyang Faiq. Namanya Ayura. Ayura ingin mengajak Faiq bermain bersama. Mulanya saya ikut menemani, saya mengajak Ayura bermain Ressa dan Funtastic Learning milik Faiq, kemudian setelah bosan Ayura mengajak Faiq bermain meniup gelembung sabun bersama. Faiq yang masih malu kepada Ayura meminta saya menemaninya bermain, padahal saat itu saya sedang menyusui adiknya. Saya membuat kesepakatan dengannya jika ia ingin ditemani oleh saya maka dia harus mau menunggu saya selesai menyusui. Tapi jika dia ingin segera bermain gelembung sebelum saya selesai, dia harus berani bermain berdua dengan teteh Ayura tanpa ditemani. Awalnya Faiq setuju untuk menunggu saya selesai menyusui, lama-lama mungkin ia tidak sabar ingin bermain, akhirnya ia memberanikan diri untuk bermain berdua saja dengan teteh Ayura. Alhamdulillaah dia bisa mengalahkan rasa malunya.
Tiba waktunya dzuhur. Saya yang ingin menonton acara Hafiz Indonesia mengajak Faiq menyudahi sesi bermain meniup gelembung karena ia memang sudah cukup lama bermain, sekitar 1 jam. Saya ingin mengajak Faiq melihat kakak-kakak kecil yang pintar membaca dan menghafal Al Quran, sambil memotivasinya untuk bisa melakukan hal serupa. Tetapi ternyata Faiq masih ingin bermain gelembung dan melarang saya menonton TV! Hahahaha. Begini ini ya kalau setiap hari sama sekali tidak melihat TV (di rumah kami tidak memiliki TV), jadi saat saya ingin menonton acara TV seperti menjadi boomerang buat saya. Huhu.
Saya kemudian menanyakan kepadanya berapa menit lagi dia akan bermain?
"lima menit sepuluh detik" jawabnya.
Oke. Lima menit sepuluh detik kemudian Faiq harus menyudahi sesi bermain gelembungnya dan segera cuci tangan. Dan benar saja, lima menit kemudian, tanpa saya komando, Faiq menyudahi acara bermainnya. Alhamdulillaah tanpa perlu ada omelan Faiq sudah mau melakukan yang saya mau. Hehehe.
Tingkah lakunya yang manis juga didukung dengan saya yang bisa menahan emosi negatif dan orang serumah yang memiliki satu visi dengan saya. Ibu dan adik saya memiliki pandangan yang sama tentang pengasuhan anak. Kami kerap berdiskusi dan bercerita tentang fenomena anak-anak masa kini dan pengasuhan yang ada di belakangnya. Ibu saya seorang guru SD. Beliau sering bercerita tentang karakter anak didiknya di sekolah dan permasalahan yang menyertainya. Dari cerita beliau saya banyak belajar agar saya bisa mendidik anak saya dengan baik dan tidak salah lamgkah dalam memgambil keputusan saat nanti akan menyekolahkan anak.
Alhamdulillah mudik memang selalu memberi inspirasi dan wawasan baru bagi saya dan Faiq. Syaura pun mulai belajar tentang anggota keluarga lainnya saat mudik ini karena sebelumnya yang ia tahu hanyalah ayah, bunda, dan kakaknya. Alhamdulillaah...
Kuningan, 15 Juni 2017
#catatanbelajarbunfasya
#level1
#day8
#tantangansepuluhhari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar