Langsung ke konten utama

Math moment Day 3

Hari ini kami melakukan piknik dadakan ke Astana Giri Bangun dan Grojogan Sewu. Saat tiba di Grojogan Sewu Faiq melihat arus sungai yang sangat deras. Ia berkata bahwa itu adalah ombak karena air sungai nampak bergerak cepat dan bergemuruh seperti ombak, ia belum tahu bahwa aliran tersebut dinamakan arus. Akhirnya setelah mengamati lagi dan mengingat-ingat gerakan ombak, Faiq tahu perbedaan ombak dan arus sungai :)

Math moment Syaura hari ini ia dengan sendirinya menunjuk-nunjuk ikan dalam aquarium dengan gerakan seperti menghitung. Saya berpikir bahwa ia sedang menghitung ikan dalam aquarium. Hihihi.

#tantangan10hari
#level6
#kuliahbunsayiip
#ilovemath
#matharoundus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, "Demi Allah, wahai anakku, e

Perjalanan Belajar Terbang Pekan Pertama

Alhamdulillah sudah sampai di pekan pertama tahap Kupu-kupu. Di pekan ini kami diibaratkan sebagai kupu-kupu muda yang baru belajar terbang.  Pembelajaran kali ini menggunakan fitur baru dari Facebook, yaitu fitur Mentorship. Setiap mahasiswa diminta mendaftar menjadi mentor untuk bidang yang dikuasainya, dan menjadi mentee untuk bidang yang akan dipelajarinya sesuai dengan peta belajarnya. Belajar Terbang Sebagai Mentor Awalnya saya bingung akan menjadi mentor di bidang apa. Saya sempat terpikirkan untuk menjadi mentor mengawal perkembangan anak usia 0-6 tahun. Kemudian keesokan harinya saya teringat bahwa selama lebih dari enam tahun kami sudah hidup tanpa TV dan kami bahagia dengan hal itu. Anak-anak kami tetap memiliki waktu melihat layar atau screentime, tetapi waktunya kami batasi dan durasi waktu tersebut sesuai kesepakatan kami dan anak-anak. Alhamdulillah selama ini anak-anak sangat minim aktivitas layar, sehari hanya maksimal 30 menit saja. Biasanya hanya 10-20 menit. Itu pun

Belajar Bermimpi di Hexagon City

Akhirnya nulis di blog lagi, setelah 2 bulan lebih blog ini jadi sarang laba-laba 😆 Setelah bermain di hutan, melalui setahap demi setahap tantangan yang hadir di sana, kini tibalah saya di sebuah kota yang belum pernah ada sebelumnya, Hexagon City. Sebuah kota impian, yang di dalamnya berisi warga-warga yang produktif dengan ide-ide kreatif yang penuh solusi.  Hexagon City didirikan oleh founding mother, seseorang yang menemukan pulau Cahaya dan membangun peradaban di sana. Hexagon City akan dipimpin oleh seorang walikota yang dibantu oleh jajarannya. Di sana juga terdapat gubernur bank yang akan mengelola aset kota. Kami, para warganya, disebut Hexagonia. Hexagonia adalah orang-orang terpilih dengan integritas yang tinggi. Bukan IIP namanya kalau nggak ada kejutan. Di pekan pertama kami menjadi Hexagonia, kami diajak bermimpi setinggi langit oleh founding mother. Saya pribadi merasa canggung dan bingung di awal. Apakah karena saya sudah tidak lagi bisa bermimpi? Apakah saya telah be