Langsung ke konten utama

Membangun Habit di Hexagon City

Jurnal kali ini berisi kegiatan selama 2 pekan terakhir. Di pekan ini kami belajar tentang habit. Setelah sebelumnya kami menetapkan karakter apa yang akan melekat pada diri kami, kali ini kami mulai beraksi lewat habit, agar karakter tersebut dapat mewujud.

Di pekan ini bahasan project passion CH kami pun semakin seru. Terasa banget diksi produktifnya. Nggak ada sehari pun berlalu dengan sia-sia, setiap hari kami selalu diskusi membahas project passion kami. Cukup menantang rasanya bagi yang tidak bisa mengejar kecepatan. Saya yang merasa sudah cukup aktif berperan di WAG pun merasa demikian. 

Kami menetapkan milestone project sebanyak 5 tahapan. Konsep milestone-nya pakai punya ide dari saya, btw. Dari sini saya kembali mendapat konfirmasi, bahwa saya memang punya bakat dalam membuat konsep dan perencanaan. Belakangan saya baru tercerahkan, bahwa itu adalah ciri orang-orang dengan bakat ideation. Ah, ternyata selama ini keyakinan bahwa saya lemah dalam ideation salah, hanya karena saya nggak kreatif dalam hal art and craft. Padahal ide kreatif bukan hanya soal karya kerajinan dan keterampilan tangan, tetapi juga soal konsep, perencanaan, dan problem solving. Saya memasukkan catatan ini untuk menguatkan diri sendiri, di masa datang saat saya membaca jurnal ini, saya punya salah satu data yang menguatkan bakat saya.

Ah iya, ngomong-ngomong, ini dia milestone kami.

Setelah menetapkan milestone, kami menetapkan habit yang akan dijalankan oleh seluruh member CH. Dari habit tadi masing-masing dari kami menetapkan habit pribadi sesuai karakter yang sudah dipilih. Ini sebenarnya agak sulit buat saya, karena karakter saya kemarin adalah critical thinking, tapi pada prakteknya saya berusaha untuk selalu memasukkan unsur berpikir kritis ke dalam habit Saya. Seperti biasa, saya berusaha untuk melihat dari berbagai sisi saat menyimak diskusi, seru, dan membuat lapar. Hahaha...

Pekan ini pula saya melatih habit untuk milestone 1, dan inilah hasilnya 
Secara keseluruhan habit saya di milestone 1 ini berjalan dengan baik. Saya bisa meluangkan waktu setiap hari untuk memberikan tanggapan atau masukan atau juga pertanyaan. Hehehe... 

Bersiap melakukan habit di milestone 2 yang semakin menantang, semoga bisa berjalan baik. Aamiin...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, ...