Langsung ke konten utama

One Step Ahead Lewat Zona X-tra Miles

Mulai tanggal 2 Desember lalu kamu memasuki zona baru yaitu Zona X-tra Miles. Ibu mengawali pertemuan kali ini dengan review zona 4E kemarin. Beberapa catatan yang saya dapat dari penjelasan ibu mengenai 4E adalah :

Enjoy 

Jika mata kita berbinar, energi tak pernah habis mengerjakan hal tersebut, maka aktivitas tersebut termasuk dalam kategori ini. 

Easy 

Apakah ketika ada tantangan di bidang tersebut kita tidak akan menyerah, selalu tahan mencari jalan keluarnya, dan selalu mendapatkan cara mengatasinya? Jika iya berarti kita masukkan di kategori ini.

Excellent 

Tanda dari kategori ini adalah ketika kita mampu menikmati aktivitas yang kita lakukan muncul internal motivation bahwa kita harus mengerjakannya (tidak perlu dikejar-kejar), mudah melakukannya, konsisten menambah jam terbang hingga hasilnya bagus, berkembang sesuai harapan. 

Earn 

Setelah melalui tiga tahapan sebelumnya kemudian kita lihat sisi produktivitas dari apa yang sedang kita kerjakan. Apakah membuat kita aktif berkarya? Bukan soal rupiah, tetapi apakah ada karya yang dihasilkan? Jika iya maka masuk ke kategori ini. Contoh kegiatan yang sudah earn : seminggu sekali latihan public speaking, seminggu sekali menghasilkan tulisan, seminggu sekali berbagi hasil belajar, dsb.


Go To The X-tra Miles

X-tra miles diartikan sebagai melakukan sesuatu dengan usaha lebih. Saat kita melakukan sesuatu dengan usaha atau cara yang biasa saja maka hasilnya akan biasa, sedangkan jika usaha kita luar biasa maka hasilnya pun akan luar biasa. Ibarat operasi hitungan 

2 + 2 = 4

2 + 2^2 = 6

2^2 + 2^2 = 8

Di zona x-tra miles ini kami diminta untuk menambahkan satu hal lagi yang bisa membuat usaha kami yang sebelumnya biasa-biasa saja menjadi luar biasa. Ibu memberi kami template impact effort matrix untuk mengkategorikan kegiatan-kegiatan kami di Hexagon City dan mana saja yang akan diberikan x-tra miles.


Impact Effort Matrix

Ada empat area dalam matrix ini, yaitu 

Thankless Task (high effort low impact)

Yang masuk dalam area ini adalah aktivitas-aktivitas yang pada saat mengerjakannya kita merasakan effort yang sangat besar tapi dampaknya kecil. Jika ditemukan kegiatan di kuadran ini maka hentikan dan segera pindah ke kuadran lain.

Fill In (low effort low impact)

Beberapa pekerjaan yang tidak bisa kita hindari. Ketika kita kerjakan dalam kondisi lelah pun bisa. Biasanya hanya untuk menggugurkan kewajiban. 

Apabila ada yang masuk kategori ini, Anda naikkan lagi usahanya sehingga kegiatan tersebut masuk ke sisi yang berbeda, yaitu agar low effort, high impact.

Quick Wins (low effort high impact)

Bagaimana caranya? Perlu latihan dengan memunculkan ide-ide baru. 

Misalkan biasanya mengerjakan sesuatu mepet deadline, maka manage waktu agar tidak mepet deadline. 

Biasanya latihan 15 menit sehari, naikkan menjadi 30 menit sehari. 

Biasanya dalam satu pekan perhatian 1 jam untuk Hexagon City, maka pekan ini tambahkan menjadi 1,5 jam. 

Hal itu dilakukan supaya impactnya naik. Misalkan dengan fokus pada perhatian, belajar dengan fokus, tidak terdistraksi dengan yang lain.

Major Project (high effort high impact)

Ide-ide / aktivitas-aktivitas yang tidak pernah kita lakukan dengan berbagai macam alasan, misalkan sibuk, tidak bisa menambahkan aktivitas lagi. Coba hilangkan alasan, paksakan diri untuk menambah satu lagi.

Setelah mendapat materi saya pun mencoba untuk mengkategorikan aktivitas di HC ke dalam matrix dan inilah hasilnya.



Setelah berdiskusi dengan teman-teman di CH kami memutuskan untuk extra miles di buletin dan live talk. Ini hasil diskusi kami


Semoga apa yang kami tuliskan dan rencanakan bisa berjalan dengan baik. Aamiin...

Semangaaatt melakukan x-tra miles!









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, ...