Langsung ke konten utama

Refleksi dan Kontribusi Hexagonia

Ada yang baru di pekan ini. Kali ini ibu menyampaikan bahwa kami semua akan mendapatkan rapot. Waaah, rapotnya seperti apa dan bagaimana bentuknya yaa? 

Selain rapot, pekan ini kami pun diajak melakukan refleksi terhadap tahapan yang sudah dilalui sebelumnya (passion, habit, character, dan 4E) dan memberikan kontribusi aktif sebagai Hexagonia di Hexagon City. Nah, jadi, jurnal kali ini saya akan menuliskan refleksi saya selama menjadi Hexagonia dan bukti kontribusi aktif saya sebagai warga Hexagon City.


Refleksi Passionate People

Apakah selama menjadi Hexagonia saya benar-benar seorang yang passionate dengan topik keluarga dan parenting sebagaimana passion yang saya pilih? Setelah mengingat alasan memilih passion keluarga dan menjalani kehidupan sebagai warga Hexagon City di Co-housing Keluarga dan Parenting, juga dengan kehidupan saya di dunia nyata, saya yakin 100% bahwa saya memang seorang yang passionate di topik ini. Apa yang saya tulis saat mendaftar sebagai Hexagonia dan memilih passion Keluarga, apa yang saya kerjakan di project passion co-housing, apa yang saya lakukan di kehidupan nyata saya bersama keluarga, semuanya seiring sejalan dan saling menguatkan satu sama lain. Bahkan di dua pekan terakhir ketika saya dan keluarga menghadapi cobaan suami terinfeksi Covid-19, tidak membuat saya patah semangat untuk melanjutkan perjalanan sebagai Hexagonia. Justru aktivitas saya di Hexagon City menjadi salah satu booster imun bagi saya.


Refleksi Character Cultivator

Apakah karakter yang saya pilih sudah mulai mengakar? Hmmmm... Saya agak ragu menjawabnya, karena rasanya karakter critical thinking ini agak susah untuk termanifes dalam tindakan dan menjelaskannya. Haha... Eh tapi saya merasa kalau saat berdiskusi dengan teman-teman CH, bahkan di kehidupan sehari-hari, saya banyak menggunakan critical thinking skills loh. Apakah artinya karakter ini memberi kontribusi bagi perkembangan project passion CH kami? Saya masih belum tahu, tapi semoga iya. Dan saya akan lebih berusaha untuk pekan-pekan selanjutnya.


Refleksi Habit Powered

Nah, untuk yang satu ini, sayangnya saya harus tenggelam. Heu. Saya memang orang dengan konsistensi rendah, tapi punya rasa bertanggung jawab yang tinggi. Maka habit saya memang ambyar, tapi kontribusi saya untuk project passion tetep jalan. Saya ngerasa banget kok, selama ini saya bukan tipe yang sedikit-sedikit nyicil dan kurang menyukai rutinitas. Saya tipe yang goal oriented. Pokoknya asal goal bisa tercapai di rentang waktu yang udah ditentuin, meski caranya bukan dengan dicicil per hari 😅

Makanya saya bisa cepet berpindah aktivitas, karena cukup gampang bosen sama satu aktivitas yang itu-itu saja. Apalagi kalo tantangannya berkurang. Entahlah... Sepertinya saya harus setting ulang habit saya.


Refleksi Shining 4E

Ada temuan menarik saat mengisi template 4E activities pekan lalu. Saya yang selama ini menganggap diri nggak bisa dan nggak suka desain, ternyata enjoy dan cukup excellent (menurut ukuran saya 😂) dalam hal desain. Yaaa tapi desainnya pake aplikasi canva yang tinggal tempel-tempel doang sihh... Lebih ke mensintesis kali ya...

Satu hal lain yang saya sadari, kemampuan menulis saya (atau mungkin mengkomunikasikan pikiran secara tulisan?) ternyata mendapat pengakuan. Sebelumnya juga saya sudah sering mendengar hal ini dari orang-orang, hanya saja kadang saya masih nggak PD. Dan kali ini sepertinya saya harus membuang rasa nggak yakin itu, dan merawat cahaya 4E di aktivitas menulis, apa pun itu. Entah menulis cerita sehari-hari, menulis jurnal tugas, menulis sesuatu untuk dibagi, menulis pendapat saat mengobrol, dll.


Ujian Covid-19 dan Manifestasi Passion, Character, dan 4E 

Ini bukan bagian dari yang diminta dalam jurnal, tapi saya ingin menuliskannya. Karena berkesan banget buat saya.

Qadarullah tanggal 18 November lalu suami pulang dari luar kota dengan membawa gejala-gejala infeksi covid-19. Keesokan harinya beliau menjalani tes swab, dan di tanggal 24 hasil tes menyatakan beliau positif Covid-19. Apa hubungannya dengan passion, character, dan 4E?

Sebelum beliau pulang, saya menggunakan kemampuan berpikir kritis saya untuk melakukan manajemen risiko saat beliau sudah di rumah nanti. Saya membuat kemungkinan-kemungkinan beserta alternatif solusi yang bisa diambil selama beliau di rumah, menjalani tes swab, menunggu hasil swab, serta jika hasil swab keluar apakah positif atau negatif. 

Saya meyakinkan diri bahwa keluarga memang passion saya. Bahkan e-buletin keluarga yang saya tulis dalam passion canvas, yang rencananya akan mulai saya buat di akhir 2020 ternyata benar terjadi dengan konten awal berupa ujian covid ini. Yaaa, meski masih banyak kekurangan sih hehe. Tapi poinnya memang bukan kesempurnaan, melainkan keyakinan diri untuk memulai. Cerita yang saya coba buat dengan template buletin tersebut bisa dibaca di bit.ly/13HariPenuhMakna.

Sekarang, saat menunggu suami selesai masa karantina, saya pun kembali menggunakan critical thinking dalam membuat manajemen risiko. Bahan bakarnya? Tentu saja passion saya dalam melindungi keluarga dan menjadikannya tempat yang nyaman dan menyenangkan ❤️


Kontribusi Aktif Hexagonia

Hexagon City sedang sangat sibuk dengan berbagai media dan sarana. Setelah tim medkom City Leader me-release aneka akun media sosial dan website Hexagon City, kali ini tim R&D dan tim Gubernur Bank Hexa me-realese Hexalink, Parade Project Passion, dan Hexamarket. Sebagai Hexagonia yang aktif kami harus memberi dukungan dan berkontribusi untuk kemajuan kota. Bukti kontribusi kami harus dilampirkan dalam jurnal. Dan inilah bukti kontribusi saya sebagai warga Hexagon City



Keren banget memang kemasan kelas kali ini. Permainannya nggak main-main! Luar biasa founding mother, tim formula, dan tim city leader!

Meski sejujurnya saya nggak bisa menyimak semua berita atau postingan yang ada di Hexagon City, saya akan berusaha untuk catch up dan memberi kontribusi. Dan, tentu saja, saya akan tetap fokus dengan project passion CH kami. Fighting!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, ...