Langsung ke konten utama

False Celebration Hexagonia

Setelah virtual conference berakhir kami memasuki zona N, yaitu News Time. Mengawali zona N ibu mengajak kami melihat kembali peta project kami di awal. Kami di CH pun diminta untuk menganalisis mana hal-hal yang harus dihentikan karena bisa berdampak buruk untuk PP kami, mana yang dilanjutkan, dan mana yang ditambahkan atau hal baru yang dimulai agai PP kami berjalan lebih baik.

Kami menyelesaikan bahasan ini dalam waktu 2 hari, Alhamdulillah nggak banyak hal kurang baik.

Selain itu kami juga diminta melakukan false celebration. Saya pribadi menemukan beberapa hal ini sebagai kesalahan selama menjalankan PP :

1. Tidak berani mengambil tantangan lebih. Di awal kami berencana untuk live streaming, semua tampil. Tapi saya sadar sangat banyak tantangan saya dan banyak juga hal yang harus saya persiapkan. Saya merasa belum mampu melakukannya, jadi saya memberi usulan untuk sharing secara tulisan melalui e-buletin. Sampai akhir timeline pun ternyata saya masih belum bisa menaklukkan tantangan untuk tampil live. Satu hal yang saya rasa, saya tidak berani, saya merasa insecure. Tapi di sisi lain suami juga belum memberi izin.

2. Menunda-nunda. Beberapa kali saya melakukan hal ini, menunda membuat tulisan, menunda membuat layout, menunda meng-update web, karena beberapa hal yang sebenarnya tidak penting-penting banget atau mendesak banget. Saya terlalu permisif pada diri sendiri.

Dari hal tersebut saya belajar mengenali dan mengukur diri. Memang keputusan saya sudah benar karena saya sadar saya belum sepenuhnya bisa tampil, namun seharusnya saya tidak menjadikan itu sebagai pintu yang lebih besar untuk masuknya rasa pesimis dan insecure saya. Saya mencoba terus bertanya pada diri sendiri apakah hal itu benar-benar perlu atau tidak, apa hal terbaik yang bisa saya lakukan dengan kondisi saya sekarang, dll.

Di poin menunda saya merasakan akibat tulisan atau desain kurang maksimal, kurang tidur, lelah, dll. Solusinya? Jangan berlama-lama berpikir. Hahaha... Saya menunda karena terlalu lama berpikir dan menggali ide. Mungkin ini buruknya orang ideation 😅


Next time saya harus benar-benar mengenali diri saya, apa yang saya butuhkan, seberapa besar kapasitas saya, mana yang prioritas, dll. Dan tentu saja nggak usah banyak mikir yang belum terlintas, nggak usah dicari-cari hahaha...
Sepertinya lain kali saya harus lebih sering membuat brain dump biar pikiran jadi lebih lega...

Alhamdulillah udah false celebration, makasih yaaa dirikuuuu. Peluk erat dan pukpuk sayang untukmu. Tetap semangat yaa🥰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Jadi Fasilitator A Home Team

Hai-hai...  Saya punya cerita baru. Hehehe...  Jadi ceritanya saya lagi ikutan training fasilitator A Home Team dari ahometeam.id. A Home Team ini merupakan salah satu produknya Padepokan Margosari, keluarga panutan kami.  Dulu~ tanggal 14 Januari 2018 saya mengikuti workshop A Home Team yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Jogja. Pak Dodik dan Bu Septi langsung yang memberi materi. Perasaan saya waktu itu? Waaah seneng bangett~ saya bersyukur bisa ikutan workshop meski nggak bisa couple sama suami karena beliau jagain anak-anak. Setelah workshop saya dapat bekal untuk membangun tim keluarga dan saya merasakan keluarga kami menjadi lebih kompak.  Sekarang, saya belajar lagi tentang A Home Team dengan niatan ingin menguatkan home team kami lewat berbagi dengan keluarga lain sebagai fasilitator. Meski materinya masih basic, namun tetap ada hal baru yang saya dapatkan. Apalagi keadaan keluarga kami dan tantangan yang kami hadapi sudah berbeda dengan empat tahun lal...

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Jurnal 4 Bunda Salihah IIP : SMART Goals dan Sumber Daya

Alhamdulillah... Akhirnya bisa nulis jurnal lagi. Huhuhu~ Beneran lega dan bersyukur karena ternyata saya bisa bertahan... Di materi 3 dan Questival kemarin rasanya pengen mundur aja... Karena memang perkuliahan kali ini terasa lebih berat... Plus saya memilih untuk membangun tim sendiri dan ternyata tim saya hanya berdua dengan suami. Pas materi 3 beliau ke luar kota dan kami nggak punya banyak waktu untuk ngobrol bareng tentang kuliah di kampus Ibu Pembaharu ini. Pas Questival beliau baru pulang dari luar kota dan saya sempet sakit gara2 mau haid jadi ikutan Questival nggak bisa extra miles. Lalu yang sekarang ini beliau sibuk banget sama kerjaan kantornya, weekend yang biasanya di rumah pun harus dihabiskan di kantor. Hiks... Sempet terpikir untuk mengerjakan sendiri aja atau menawarkan beliau untuk nggak usah lanjut aja atau bahkan sayanya mundur dari perkuliahan ini, tapi ternyata akhirnya kami bisa menyempatkan untuk ngobrol bareng tentang SMART ini dan oret-oret template bareng....