Langsung ke konten utama

Review Jurnal 3 : Memahami Masalah Bersama Tim

Sesuai jadwal yang ditetapkan sejak awal di website Ibu Pembaharu, setelah selesai dengan jurnal ketiga maka saatnya kami melakukan review jurnal ketiga milik buddy. Di review jurnal kali ini buddy saya berganti lagi, beliau adalah mbak Sri Prihatiningsih dari IP Cirebon Raya, panggilan beliau adalah mbak Iyie.

Mbak Iyie ternyata seorang blogger dan penulis. Beliau memilih Optimalisasi Blog sebagai masalah yang akan diselesaikan. Saat ini mbak Iyie sudah memiliki tim yang sesuai dengan kebutuhan beliau. Di jurnal beliau mbak Iyie menuliskan proses menemukan problem statement bersama timnya dan tantangan yang dihadapi.


Note: Review kali ini saya belum bisa mengedit template, entah kenapa gambar template-nya nggak bisa bisa diupload ke canva, entah masalah jaringan atau jaringan atau apa, saya coba berkali-kali tidak bisa, tapi mengedit yang lain bisa... Jadi saya tulis di sini saja yaa poin-poinnya dengan menyertakan template yang masih kosong 🙏  



Proses yang saya lihat saat mbak Iyie menetapkan problem statementnya bersama tim adalah mbak Iyie tetap bertahan meski menghadapi beragam tantangan. Mbak Iyie berusaha menuntaskan diskusi bersama timnya melalui WhatsApp meski beliau disibukkan dengan perannya di ranah publik. Mbak Iyie pun sempat menemui tantangan membangun komunikasi dengan timnya namun beliau mampu mengatasinya.



Apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki?
Kata kunci untuk problem statement, dan proses starbusting yang dilakukan sudah baik. Mbak Iyie mampu membangun komunikasi dengan timnya dan mampu menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan baik.
Satu hal yang perlu diperbaiki menurut saya mungkin di poin mengapa pada starbusting. Ada 2 pertanyaan mengapa yang belum terlalu dalam (hanya 3 kali mengapa, sementara ibu menyarankan untuk menggunakan 5 kali mengapa dari satu pertanyaan mengapa yang sama).




Seberapa efektifkah penggunaan starbusting untuk pendalaman masalah?
Yang saya lihat sudah cukup efektif karena banyak pertanyaan relevan yang muncul untuk membuat masalah yang diangkat menjadi lebih dalam lagi.

Semoga mbak Iyie dan tim bisa melanjutkan proses menetapkan problem statement dan pendalaman masalah serta menyelesaikan dengan baik. Aamiin...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, ...