Langsung ke konten utama

Level 6 Day 1

Setelah menerima materi di level 6 saya baru menyadari bahwa selama ini matematika logis sangat dekat sekali dengan keseharian saya dan anak-anak. Saya pun ternyata sudah sering melakukan stimulasi kepada anak-anak untuk dekat dan menyukai matematika. Karena ternyata matematika tidak hanya tentang angka dan operasi berhitung saja, tetapi sangaaaaatt luas. Dan ternyata juga selama ini saya memang menyukai matematika! Wow! 😍

Math moment hari ini yang ingin saya tuliskan disini ada beberapa.

Math moment kakak :

Hujan turun sejak pagi, kakak yang baru saja memiliki payung dengan warna favorit sangat ingin bermain hujan-hujanan memakai payung. Saya tidak setuju jika hujan-hujanan dilakukan bersama adik, tetapi kalau ia mau hujan-hujanan sendiri silakan. Sebagai konsekuensinya saya tidak bisa menemani. Ia menolak keras. Ia ingin saya ikut menemaninya.

Akhirnya saya tanya
"Apakah adik bisa pegang payung?", dia menjawab tidak.
"Apakah adik bisa ikut bermain hujan?", dia menjawab tidak.
"Kalau adik tidak bisa ikut artinya bunda juga tidak bisa ikut kan? Siapa yang akan jaga adik?". Dia terdiam. Akhirnya dia menyimpulkan sendiri bahwa adik belum bisa ikut main hujan-hujanan pakai payung dan kalau ingin ditemani main hujan oleh bunda, adik harus tidur atau ada yang menemani adik.

Math moment kakak berikutnya adalah saat merapikan mainan. Sebelum mengembalikan mainan dan buku-buku ke tempat semula, kakak mengelompokkan dulu buku dan mainan berdasarkan jenisnya, kemudian setelah itu ia meletakkan lagi ke tempatnya masing-masing 😄

Untuk math moment adik :

Hari ini adik belajar mengenal bentuk kubus saat bermain balok spons. Seperti biasa adik juga berkali-kali menghitung jarinya dan semut yang ia jumpai 😄


#tantangan10hari
#level6
#kuliahbunsayiip
#ilovemath
#matharoundus


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Belajar Jadi Fasilitator A Home Team

Hai-hai...  Saya punya cerita baru. Hehehe...  Jadi ceritanya saya lagi ikutan training fasilitator A Home Team dari ahometeam.id. A Home Team ini merupakan salah satu produknya Padepokan Margosari, keluarga panutan kami.  Dulu~ tanggal 14 Januari 2018 saya mengikuti workshop A Home Team yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Jogja. Pak Dodik dan Bu Septi langsung yang memberi materi. Perasaan saya waktu itu? Waaah seneng bangett~ saya bersyukur bisa ikutan workshop meski nggak bisa couple sama suami karena beliau jagain anak-anak. Setelah workshop saya dapat bekal untuk membangun tim keluarga dan saya merasakan keluarga kami menjadi lebih kompak.  Sekarang, saya belajar lagi tentang A Home Team dengan niatan ingin menguatkan home team kami lewat berbagi dengan keluarga lain sebagai fasilitator. Meski materinya masih basic, namun tetap ada hal baru yang saya dapatkan. Apalagi keadaan keluarga kami dan tantangan yang kami hadapi sudah berbeda dengan empat tahun lal...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...