Langsung ke konten utama

Puasa Pekan Kedua, Puasa Menunda-nunda dan Kepo

Hai hai....
Di pekan kedua tahap Kepompong ini saya menetapkan sifat buruk yang akan saya puasai adalah suka menunda-nunda dan suka kepo. Hehehe... Masih nggak jauh-jauh dari makanan utama di mind map yaaa, alias manajemen waktu. Hihihi...

Sebenernya sifat suka kepo saya ini banyak manfaatnya, tapi jadi melenakan saat saya kepo hal-hal yang enggak bermanfaat buat peran yang saya jalani. Misalnya saya kepo sosmed, scrolling nirfaedah, gitu-gitu... Padahal kalo waktu tersebut saya pakai untuk aktivitas lain yang bermanfaat tentunya akan menambah kualitas dan kapasitas diri saya, iya kan? 😉

Kalo suka menunda-nunda, nah ini, ini adalah manifest buruk dari bakat deliberative saya. Saya ini seriiingg banget banyak pertimbangan kalo mau mulai sesuatu yang pada akhirnya jadi nggak terlaksana deh rencananya... Dan ini sering banget kejadian 😆 karena iya emang saya ini apa-apa dipikirin, apa-apa dibahas dulu, wkwkk... Kontra sama sifat anak yang activator, langsung mau action nggak mikir ini itu dulu 😆

Dan inilah hasil puasa saya...


Saya menetapkan indikator sebagai berikut :
Excellent : kalau semua rencana terlaksana dan nggak melakukan kepo nirfaedah
Very Good : kalau lebih dari separuh rencana terlaksana tapi masih kepo nirfaedah kurang dari 30 menit
Satisfactory: kalau separuh atau lebih rencana terlaksana tapi masih kepo nirfaedah lebih dari 30 menit
Need Improvement : kalau kurang dari separuh rencana terlaksana dan masih kepo nirfaedah lebih dari 30 menit

Hari pertama saya masih dapet badge need improvement karena emang jujur aja yaa saya waktu itu masih belum netapin mau puasa apa dan gimana indikatornya 😆
Hari kedua juga masih dapet badge merah, gara-gara kebanyakan kepo tentang Corona dan kebijakan pemerintah, akhirnya ngaruh banget ke performa diri, jadi lemes jadi nggak semangat mau ngapa-ngapain, pengennya sedih terus aja seharian mikirin orang-orang yang terdampak Corona 😢

Hari ketiga Alhamdulillah udah move on, meski masih kecolongan di kepo nirfaedah, hehehe... Padahal semua rencana di hari itu bisa saya eksekusi 😣

Hari keempat sampai ketujuh Alhamdulillah kepo nirfaedah udah jauh berkurang dan rencana bisa tereksekusi semua. Eh ada sih yang enggak, pas hari keenam itu ada yang nggak terlaksana 😬

Dari puasa kali ini saya belajar untuk menerapkan mantra dari IIP, yaitu :

Switch!
Untuk mengatasi rasa malas atau suka menunda-nunda. Kalo punya rencana dan kepikiran buat entar-entaran ngerjainnya, maka switch ke mode sebaliknya. Hehehe...

Menarik, tapi tidak tertarik.
Untuk mengerem sifat kepo nirfaedah saya. Jadi nggak scrolling timeline nggak jelas. Alhamdulillah mantra ini ngaruh banget, karena sekarang saya udah nggak suka kepo sosmed lagi. Hehehe...

Sekarang lagi break puasa, saya cheating dikit ahahahaha....
Tapi besok insya Allah udah balik lagi ke mode nggak kepo-kepo nirfaedah di mana pun 💪

Ternyata nggak banyak tahu itu menyenangkan dan menenangkan juga ya 😍
Jadi nggak banyak pikiran, ehehehe...

Daaann ternyata perjalanan saya di tahap Kepompong ini masih sejalan sama apa yang saya pelajari saat jadi ulat, yaitu Manajemen Waktu 😍
Semoga saya bisa lulus cekatan dalam mengatur waktu dalam menjalankan beragam peran yang saya pilih. Aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Jadi Fasilitator A Home Team

Hai-hai...  Saya punya cerita baru. Hehehe...  Jadi ceritanya saya lagi ikutan training fasilitator A Home Team dari ahometeam.id. A Home Team ini merupakan salah satu produknya Padepokan Margosari, keluarga panutan kami.  Dulu~ tanggal 14 Januari 2018 saya mengikuti workshop A Home Team yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Jogja. Pak Dodik dan Bu Septi langsung yang memberi materi. Perasaan saya waktu itu? Waaah seneng bangett~ saya bersyukur bisa ikutan workshop meski nggak bisa couple sama suami karena beliau jagain anak-anak. Setelah workshop saya dapat bekal untuk membangun tim keluarga dan saya merasakan keluarga kami menjadi lebih kompak.  Sekarang, saya belajar lagi tentang A Home Team dengan niatan ingin menguatkan home team kami lewat berbagi dengan keluarga lain sebagai fasilitator. Meski materinya masih basic, namun tetap ada hal baru yang saya dapatkan. Apalagi keadaan keluarga kami dan tantangan yang kami hadapi sudah berbeda dengan empat tahun lal...

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Jurnal 4 Bunda Salihah IIP : SMART Goals dan Sumber Daya

Alhamdulillah... Akhirnya bisa nulis jurnal lagi. Huhuhu~ Beneran lega dan bersyukur karena ternyata saya bisa bertahan... Di materi 3 dan Questival kemarin rasanya pengen mundur aja... Karena memang perkuliahan kali ini terasa lebih berat... Plus saya memilih untuk membangun tim sendiri dan ternyata tim saya hanya berdua dengan suami. Pas materi 3 beliau ke luar kota dan kami nggak punya banyak waktu untuk ngobrol bareng tentang kuliah di kampus Ibu Pembaharu ini. Pas Questival beliau baru pulang dari luar kota dan saya sempet sakit gara2 mau haid jadi ikutan Questival nggak bisa extra miles. Lalu yang sekarang ini beliau sibuk banget sama kerjaan kantornya, weekend yang biasanya di rumah pun harus dihabiskan di kantor. Hiks... Sempet terpikir untuk mengerjakan sendiri aja atau menawarkan beliau untuk nggak usah lanjut aja atau bahkan sayanya mundur dari perkuliahan ini, tapi ternyata akhirnya kami bisa menyempatkan untuk ngobrol bareng tentang SMART ini dan oret-oret template bareng....