Langsung ke konten utama

Refleksi dan Aksi di Zona X-tra Miles

Pekan ini ibu menyapa kami dengan sesi huddle yang isi materinya nggak kalah ndaging dari sebelumnya. Kali ini kami diajak melakukan refleksi dari perjalanan kami selama menjadi warga Hexagon City. 

Apakah selama ini kami sudah menjadi produktif?

Kreativitas apa yang sudah dilakukan?

Solusi apa saja yang sudah kami berikan?


Selanjutnya ibu menjelaskan tentang 3 jebakan yang ada di zona x-tra miles ini, dengan melihat kembali apakah kami berada dalam kondisi-kondisi ini?

1. Sia-sia

Saat kita melakukan sesuatu di bidang yang kita tidak terlalu paham, bahkan dengan target yang biasa pun maka apa yang kita lakukan pun akan sia-sia.

2. Jalan di tempat

Saat kita hanya mau melakukan sesuatu di area-area yang sudah kita kenal dan dengan target yang biasa artinya kita jalan di tempat. Hal ini memang tidak merugikan, tetapi jika kita terus seperti ini maka kita tidak mungkin bisa mendapatkan hasil yang berbeda.

3. Merasa Istimewa

Saat kita melakukan sesuatu yang sudah kita kenal dengan target yang melebihi standar. Kita memang mengeluarkan effort yang lebih karena karena harus mencapai target, tapi tidak terlalu berarti karena cara yang kita lakukan begitu-begitu saja.


Dan pekan ini ibu memberi kami challenge untuk melakukan x-tra miles dengan panduan ini :

 1. Go to the X-tra Miles

Hal luar biasa adalah bagaimana kita bersedia untuk melakukan hal-hal di arena yang baru, dimana konsekuensinya kita harus mengeluarkan upaya lebih untuk bisa melaksanakannya-dengan target yang “tidak biasa” / un-ordinary

2. Go to the X-tra Ordinary

Memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan, atau excellent dimana tim kita/customer merasa surprise dan berdecak kagum “Wow..!” terhadap pelayanan kita, terhadap hasil pekerjaan kita, karena kita berani menjadi x-tra ordinary people.

3. Go to the X-tra Impact

Dampaknya kita akan memiliki karakter baru yang unik. Setiap orang akan mengingatnya dan akan menceritakannya kepada yang lain, kemudian mencontohnya


Materi kali ini memang cukup membuat saya tertampar. Saya sadar, sebulan terakhir saya mulai kendor dengan alasan tantangan di rumah yang mengharuskan saya untuk fokus banyak-banyak di rumah, terlebih pekan ini saya kebagian jatah sakit cacar sehingga akhirnya saya hanya punya waktu sangat sedikit untuk aktivitas di Hexagon City. Jadi saat ibu memberi challenge saya tidak yakin bisa benar-benar mengikutinya.

Saya mencoba untuk bisa memberikan kontribusi x-tra miles sebagai anggota CH maupun warga Hexagon City, meskipun kontribusi saya kecil sekali, dan saya tidak yakin apakah itu termasuk atau tidak. Tapi, semoga saja iya.


Saya memilih membuat layout buletin edisi 2 sebagai sarana melakukan x-tra miles. Biasanya saya hanya menggunakan template buletin yang sudah jadi di canva, saya tinggal mengeditnya sedikit. Kali ini saya mencoba untuk memulai dari blank paper dan lebih mengeksplorasi konten yang ada di canva.

Di x-tra ordinary saya memilih menjadi warga yang lebih peduli dengan berita dan update kota dengan memberikan apresiasi di project passion dan event, sedangkan di CH saya membuat salam redaksi dan merapikan folder e-buletin.

Terakhir, sebagai kejutan adalah melihat impact dari aksi x-tra yang sudah dilakukan. Bagi saya pribadi dampak yang saya rasakan adalah saya kembali semangat belajar dan mengerjakan project passion, dan bagi teman-teman di CH sepertinya teman-teman terkejut dengan layout e-buletin kali ini. Semoga layout kali ini lebih baik daripada edisi lalu.


Besok kami akan memasuki zona baru sekaligus pertemuan terakhir sebelum libur akhir tahun. Di kota pun muncul kejutan lomba pantun. Sayangnya saat saya akan mengumpulkan, kolom komentar sudah ditutup. Heu.


Alhamdulillah zona X berakhir dan semoga ditutup dengan high energy ending bagi saya. Saat ini semangat saya untuk melakukan lebih muncul kembali dan saya sedang mempertimbangkan untuk menjadi host atau narsum untuk The Arcadians Show, tapi saya belum bilang ke teman-teman, karena saya belum begitu yakin, terlebih artikel saya belum semuanya jadi 😆


Atmosfer liburan sudah sangat terasa, semoga libur sejenak bisa menjernihkan pikiran, dan membuat saya bisa maksimal di rumah bersama keluarga.


Happy holiday 😍








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...

Ibu, Kuatlah! Demi Surga Anakmu!

Para pengikut yang setia mendampingi Abdullah bin Zubair makin sedikit, dan ia mengkhawatirkan keselamatan mereka. Tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya walau nyawa harus menjadi taruhannya. Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma’ binti Abu Bakar, yang telah berusia hampir 100 tahun dan telah buta matanya. Dia datang untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Abdullah bin Zubair menceritakan kepada ibunya situasi yang sedang dihadapinya. Termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada pasukan yang dipimpinnya. Jumlahnya memang sangat sedikit. Mendengar penuturan putranya tersebut, Asma’ jadi teringat dengan "ramalan" Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam saat melahirkannya. Inilah masa yang digambarkan oleh Rasulullah untuk putranya, dan ternyata ia ditakdirkan untuk menyaksikan kejadian tragis tersebut. Sebagai seorang ibu yang berhati tegar dan sangat teguh memegang kebenaran, Asma’ berkata, ...