Langsung ke konten utama

Melatih Keterampilan Berpikir dengan Topi Aneka Warna

Pekan ini kami mendapat materi daging dari founding mother yaitu tentang Six Thinking Hats. Bagi saya pribadi ini benar-benar hal baru. Sebelumnya saya belum pernah mendengar tentang topi aneka warna ini.


Six Thinking Hats merupakan metode berpikir yang dibuat oleh Edward de Bono. Metode ini mengajak kita berpikir dari berbagai sudut pandang dengan mengibaratkan kita yang sedang memakai topi dengan warna yang berbeda-beda. Ada 6 topi yang mewakili sudut pandang berpikir, yaitu topi biru, putih, hijau, kuning, hitam, dan merah. Hal ini dipraktekkan untuk project passion di CH kami.

Awalnya kami agak kesulitan karena merasa tidak ada tantangan yang berarti pada PP kami, Alhamdulillah PP kami berjalan sesuai timeline dan tantangan yang ada sebelumnya sudah teratasi. Akan tetapi setelah kami ngobrol lagi, kami sepakat untuk mengangkat PP kami di tengah keriuhan Hexagon City dan berusaha untuk mengukur dampak dari PP ini atau mendapat feedback dari pembaca maupun penonton. 

Hasil diskusi kami tertuang dalam template berikut





*******************************


Ada hal menarik yang saya dapat saat mendengar materi dari ibu. Saya ber-oh dan ber-AHA karena dalam beberapa kesempatan ternyata saya sudah mempraktekkan hal ini, cuma nggak tahu kalo metodenya adalah Six Thinking Hats, hehehe. Yang paling saya inget tentu pas kejadian suami kena covid kemarin, karena memang itu membekas banget kejadiannya...

Bersyukur banget ketemu sama IIP dan bisa dapet kuliah langsung dari Bu Septi, karena memang beneran kerasa banget bedanya saat kuliah dipandu fasilitator IIP yang notabene sesama member IP (hanya mereka lebih dulu mendapat materi serupa) dengan saat diajar langsung oleh ibu. Hal ini yang kemudian bikin saya berniat agar jangan sampai gugur di perkuliahan ini, juga semoga di perkuliahan yang akan datang.

Dan ya, proses belajar di IIP maupun berkomunitas di IP itu rasanya paling berdampak di saya di bagian memperbaiki Mindset dan keterampilan berpikir. Dan di kelas Bunda Cekatan serta Bunda Produktif ini yang benar-benar terasa banget dampaknya di saya.


Terima kasih ibu, terima kasih IIP.

Saya siap menyambut zona O dan N di Hexagon City.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal 4 : SMART Goals dan Sumber Daya

Di sistem umpan balik yang keempat ini saya mendapatkan buddy dari Jakarta, mbak Helena namanya. Beliau seorang ibu bekerja di ranah domestik dan juga aktif sebagai blogger. Saat berkenalan beliau cerita bahwa beliau pernah tinggal di Palu! Obrolan seputar tempat wisata di Palu dan sekitarnya pun mengalir. Ah, rasanya ingin sekali pandemi cepat berlalu jadi saya bisa jalan-jalan yang agak jauh lagi. Sudah lama berencana ke Donggala lagi, atau ke Poso, tapi karena Pandemi jadi tertunda. Paling jauh ke Sibedi di Sigi 😅 Selain ngobrolin tempat wisata di Palu dan sekitarnya, kami juga ngobrolin proses menjalankan tantangan 4 kemarin. Ternyata mbak Helena sama seperti saya yang berjalan bersama tim keluarga, bedanya mbak Helena melibatkan anak-anaknya sedangkan saya hanya dengan suami saja. Proses menentukan SMART Goals pun tidak terlalu sulit, diskusi yang terjadi di tim beliau berjalan lebih santai dan lebih mudah dari sebelumnya. Melihat SMART Goals dan milestone yang dibuat oleh mbak H...

Belajar Jadi Fasilitator A Home Team

Hai-hai...  Saya punya cerita baru. Hehehe...  Jadi ceritanya saya lagi ikutan training fasilitator A Home Team dari ahometeam.id. A Home Team ini merupakan salah satu produknya Padepokan Margosari, keluarga panutan kami.  Dulu~ tanggal 14 Januari 2018 saya mengikuti workshop A Home Team yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Jogja. Pak Dodik dan Bu Septi langsung yang memberi materi. Perasaan saya waktu itu? Waaah seneng bangett~ saya bersyukur bisa ikutan workshop meski nggak bisa couple sama suami karena beliau jagain anak-anak. Setelah workshop saya dapat bekal untuk membangun tim keluarga dan saya merasakan keluarga kami menjadi lebih kompak.  Sekarang, saya belajar lagi tentang A Home Team dengan niatan ingin menguatkan home team kami lewat berbagi dengan keluarga lain sebagai fasilitator. Meski materinya masih basic, namun tetap ada hal baru yang saya dapatkan. Apalagi keadaan keluarga kami dan tantangan yang kami hadapi sudah berbeda dengan empat tahun lal...

Membangun Karakter di Hexagon City

Pekan ini saya kembali dibuat terkagum-kagum dengan Hexagon City. Konsep Character to Nation yang disampaikan founding mother membuat saya pribadi merinding. Bagaimana tidak? Beliau ingin kami memiliki karakter moral yang sama sebagai Hexagonia untuk membangun peradaban  Hexagon City. Karakter moral yang beliau maksud juga sama dengan karakter moral Ibu Profesional. Karakter moral sendiri diartikan sebagai kumpulan kualitas perilaku moral yang bisa menyatukan dan mendefinisikan secara budaya sebagai perbedaan dari warga lain. Kesamaan karakter moral akan menjadi identitas suatu kelompok. Di Hexagon City ada 3 komponen karakter moral yang harus kami miliki, yaitu:  Moral knowing, yaitu pengetahuan tentang moral. Ada 6 yang berlaku di Hexagon City. Moral feeling, yaitu perasaan tentang moral. Ada 6 yang harus mampu dirasakan oleh para Hexagonia. Moral action, yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Bisa dilihat dari 3 hal yaitu komp...