Dear diriku, terima kasih banyak sudah berjuang hingga saat ini. Berjuang menjadi versi terbaik dirimu, berjuang menjalani berbagai peran yang tentunya tidak mudah, berjuang mengalahkan segala macam self talk yang tidak memberdayakan juga berjuang dari stigma negatif Ibu Rumah Tangga di luar sana.
Aku bangga padamu, aku bersyukur dengan semua yang sudah bisa kita lalui bersama. Dan ini semua tentunya atas izin Allah Yang Maha Rahim...
Kalau kita ingat, bagaimana kita bisa sampai di titik ini, rasanya air mata ini tak sanggup untuk tertahan. Kita pernah melalui masa-masa direndahkan dengan peran kita sebagai Ibu Rumah Tangga bahkan oleh sesama Ibu, kita juga pernah melalui masa-masa kebingungan apakah keputusan kita untuk tetap menjadi Ibu Rumah Tangga adalah keputusan yang tepat atau tidak, kita juga pernah merasa tak berdaya saat kita tak dianggap produktif oleh begitu banyak orang di luar sana hanya karena kita tidak menghasilkan rupiah dengan keringat kita sendiri, dan kita juga pernah merasa bersalah karena menjadi ibu yang tak sempurna bagi anak-anak kita.
Namun, kita juga punya masa-masa dimana kita menikmati setiap detik peran kita sebagai istri dan Ibu, kita punya masa-masa dimana kita selalu menjadi yang pertama mengetahui setiap capaian tumbuh kembang anak-anak, kita punya masa-masa dimana kita selalu hadir saat anak-anak membutuhkan kita, kita punya masa-masa dimana kita selalu menjadi yang pertama yang anak-anak datangi saat mereka membutuhkan teman mengobrol, kita punya masa-masa dimana kita selalu menjadi pusat semesta bagi seluruh anggota keluarga di rumah, dan kita punya masa-masa dimana kita bersyukur akhirnya semua perjuangan tak kasat mata kita akhirnya membuahkan hasil yang manis.
Dulu, kini, nanti, peran kita tak akan pernah terganti. Dulu, kini, nanti, benang merah yang kita miliki semakin jelas membawa kemana kita akan berjalan dan bagaimana kita menjalaninya.
Hampir sembilan tahun menjalani peran sebagai Ibu rumah tangga, hampir delapan tahun menjalani peran sebagai Ibu, begitu banyak hal yang dilalui, begitu banyak hal yang dipelajari, begitu banyak hal yang berkembang dari dirimu, begitu banyak bukti baik yang kamu berikan untuk dirimu sendiri... Kini, saatnya kamu mulai berkarya dengan bekal yang sudah kamu dapati. Kini, saatnya kamu mulai berbagi dengan apa yang sudah kamu miliki. Aku dan kamu sudah cukup kuat berdiri.
Bismillahirrahmanirrahim, diriku yang senantiasa gigih dalam berproses, mari kita songsong 2022 dengan misi baru. Misi yang semoga kelak menjadi bekal kita saat kita harus berpulang kepadaNya Yang Maha Mencintai.
Bumi Tadulako,
28 Desember 2021
Komentar
Posting Komentar